Menjalankan bisnis kaos custom dengan teknik Direct to Garment (DTG) menjanjikan keuntungan menarik. Namun, keberhasilannya bergantung pada perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) yang akurat. HPP, total biaya produksi sebuah produk, merupakan kunci menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan. Artikel ini memberikan panduan praktis menghitung HPP kaos custom DTG, dilengkapi contoh nyata.
1. Mengidentifikasi Biaya Bahan Baku: Detail yang Tak Boleh Dilewatkan
Biaya bahan baku merupakan fondasi perhitungan HPP. Untuk kaos custom DTG, perhatikan detail berikut:
-
Harga Kaos Polos: Ini bukan sekadar harga satuan. Pertimbangkan variasi ukuran (S, M, L, XL, XXL, dll.) dan warna kaos. Harga bisa berbeda signifikan antar ukuran dan warna. Misalnya, kaos putih ukuran M mungkin Rp 20.000, sementara kaos hitam ukuran XXL Rp 25.000. Catat harga rata-rata per kaos berdasarkan perkiraan penjualan setiap ukuran dan warna.
-
Biaya Tinta DTG: Tinta DTG memiliki variasi harga berdasarkan merek, kualitas, dan warna. Hitung biaya tinta per kaos berdasarkan desain dan jumlah warna yang digunakan. Sebuah desain kompleks dengan banyak warna akan membutuhkan lebih banyak tinta. Misalnya, tinta putih biasanya lebih mahal daripada tinta hitam. Asumsikan penggunaan rata-rata tinta per kaos untuk perhitungan yang lebih akurat.
-
Bahan Tambahan: Pertimbangkan biaya bahan tambahan seperti label custom, kemasan (plastik, kardus), dan stiker. Biaya ini, meskipun kecil, dapat menumpuk dan memengaruhi HPP secara signifikan jika diabaikan. Misalnya, label custom mungkin berharga Rp 500 per kaos, dan kemasan plastik Rp 1.000 per kaos.
Contoh: Misalkan harga rata-rata kaos polos adalah Rp 22.000, biaya tinta per kaos Rp 5.000, label custom Rp 500, dan kemasan Rp 1.000. Total biaya bahan baku per kaos adalah Rp 28.500.
2. Menghitung Biaya Tenaga Kerja: Lebih dari Sekadar Gaji
Biaya tenaga kerja mencakup lebih dari sekadar gaji karyawan. Pertimbangkan:
-
Gaji Karyawan (jika ada): Hitung biaya gaji per jam atau per kaos yang diproduksi. Jika Anda memiliki karyawan yang khusus menangani pencetakan, finishing, atau pengemasan, hitung biaya tenaga kerja masing-masing. Misalnya, seorang karyawan dibayar Rp 50.000 per hari dan memproduksi 10 kaos per hari, maka biaya tenaga kerja per kaos adalah Rp 5.000.
-
Biaya Tenaga Kerja Sendiri (jika Anda mengerjakan sendiri): Jangan lupa menghitung nilai waktu Anda. Tentukan upah per jam yang pantas dan kalikan dengan waktu yang dihabiskan untuk memproduksi satu kaos. Misalnya, jika Anda menghabiskan 30 menit (0.5 jam) untuk memproduksi satu kaos dan menghargai waktu Anda Rp 100.000 per jam, maka biaya tenaga kerja per kaos adalah Rp 50.000.
Contoh: Jika biaya gaji karyawan per kaos adalah Rp 5.000, maka total biaya tenaga kerja per kaos (jika Anda mengerjakan sendiri) adalah Rp 55.000.
3. Mempertimbangkan Biaya Overhead: Biaya Tersembunyi yang Penting
Biaya overhead adalah biaya operasional yang tidak langsung terkait dengan produksi, tetapi tetap penting.
-
Sewa Tempat: Bagi biaya sewa bulanan dengan jumlah kaos yang diproduksi dalam sebulan. Misalnya, sewa tempat Rp 1.000.000 per bulan dan Anda memproduksi 500 kaos, maka biaya sewa per kaos adalah Rp 2.000.
-
Utilitas (Listrik, Air, Internet): Estimasi biaya utilitas yang digunakan untuk produksi dan bagi dengan jumlah kaos yang diproduksi. Misalnya, biaya listrik Rp 500.000 per bulan untuk 500 kaos, maka biaya listrik per kaos adalah Rp 1.000.
-
Perawatan Mesin: Perhitungkan biaya perawatan dan perbaikan mesin DTG. Alokasikan biaya ini secara proporsional ke setiap kaos yang diproduksi. Misalnya, biaya perawatan tahunan Rp 1.000.000 untuk 5.000 kaos, maka biaya perawatan per kaos adalah Rp 200.
Contoh: Total biaya overhead per kaos (sewa, listrik, perawatan mesin) adalah Rp 3.200.
4. Menambahkan Biaya Pemasaran dan Distribusi: Menjangkau Pelanggan
Biaya pemasaran dan distribusi sangat penting untuk keberhasilan penjualan.
-
Biaya Pemasaran: Ini termasuk biaya iklan online (Google Ads, media sosial), desain grafis, dan promosi lainnya. Alokasikan biaya ini per kaos. Misalnya, biaya pemasaran Rp 500.000 untuk 500 kaos, maka biaya pemasaran per kaos adalah Rp 1.000.
-
Biaya Pengiriman: Pertimbangkan biaya pengiriman per kaos, baik menggunakan jasa kurir atau pengiriman sendiri. Misalnya, biaya pengiriman rata-rata Rp 10.000 per kaos.
Contoh: Total biaya pemasaran dan distribusi per kaos adalah Rp 11.000.
5. Menghitung Total HPP: Menjumlahkan Semua Biaya
Setelah semua biaya di atas dihitung, jumlahkan untuk mendapatkan total HPP.
Contoh:
HPP = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead + Biaya Pemasaran & Distribusi
HPP = Rp 28.500 + Rp 55.000 + Rp 3.200 + Rp 11.000 = Rp 97.700
6. Menentukan Harga Jual: Menambahkan Margin Keuntungan
Tambahkan margin keuntungan yang diinginkan ke HPP untuk menentukan harga jual. Margin keuntungan biasanya berkisar antara 30% hingga 50%, tetapi dapat disesuaikan berdasarkan persaingan dan strategi bisnis.
Contoh: Dengan margin keuntungan 40%, harga jual per kaos adalah Rp 97.700 x 1.40 = Rp 136.780
7. Evaluasi dan Penyesuaian: Kunci Keberlanjutan Bisnis
HPP dan harga jual harus dievaluasi secara berkala. Perubahan harga bahan baku, biaya tenaga kerja, atau biaya overhead memerlukan penyesuaian harga jual untuk menjaga profitabilitas.
Kesimpulan
Menghitung HPP dengan teliti adalah kunci keberhasilan bisnis kaos custom DTG. Dengan memahami setiap komponen biaya dan melakukan perhitungan yang akurat, Anda dapat menetapkan harga jual yang kompetitif, memastikan keuntungan yang berkelanjutan, dan membangun bisnis yang sukses.